Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengungkap Penyebab Turunnya Kemacetan Jakarta dalam 5 Tahun Terakhir

Opini , Jurnalis-Jum'at, 11 Maret 2022 |17:16 WIB
Mengungkap Penyebab Turunnya Kemacetan Jakarta dalam 5 Tahun Terakhir
Pemerhati sosial perkotaan, Qusyaini Hasan (foto: dok pribadi)
A
A
A

JAKARTA - Ada yang bisa dibanggakan dari Jakarta saat mengikuti acara U20 Jakarta E-Mobililty secara virtual, Selasa (1/3/2022). Peringkat Jakarta sebagai kota termacet dunia terus mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Yang semula peringkat empat kota termacet pada 2017, kini turun di peringkat 46 pada 2021.

Capaian ini dipamerkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menjadi keynote speaker dalam acara tersebut. "Di 2017 kita ada di nomor 4 di seluruh dunia sebagai kota yang paling macet di dunia. Kami bersyukur sejak transformasi ini berjalan. Di awal 2018 peringkat kami turun ke-7 pada 2018, nomor 10 pada 2019. Kami tidak suka di dalam 10 besar, kami ingin keluar, maka pada 2020 kami turun ke-31, 2021 kami turun di 46," kata Anies.

Apa penyebab menurunnya kemacetan di Jakarta? Dia menuturkan penurunan peringkat Jakarta tak terlepas dari transformasi transportasi publik di Ibu Kota. Adapun transformasi yang dimaksud Anies ialah integrasi moda transportasi umum di Jakarta hingga perluasan rute.

Sebagai contoh, perluasan rute TransJakarta dan mikrotrans yang terintegrasi yang kini sudah menembus angka 82 persen. Integrasi moda transportasi umum juga melibatkan MRT dan LRT. Tak hanya itu, langkah ini juga diiringi perubahan rutinitas warga Ibu Kota. Khususnya, dalam mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan.

Integrasi transportasi ini merangsang para warga untuk mulai beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik. Sebuah tradisi baru yang patut diapresiasi. "Ini bukan hanya karena pekerjaan kami di pemerintahan, tapi juga karena adanya keinginan para warga untuk mengubah rutinitas harian ke dalam pendekatan lebih sustainable," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Anies kembali menyampaikan komitmennya terhadap tiga hal yang menjadikan mobilitas Jakarta bebas emisi atau Net Zero Emmision. Pertama, implementasi 100 bus listrik pada rute Transjakarta yang ada untuk program penyebaran bus listrik percontohan. Kedua, mengganti separuh bus Jakarta menjadi Armada listrik secara bertahap dan selesai pada tahun 2025. Ketiga, berkomitmen untuk memastikan bahwa sebagian besar wilayah Jakarta bebas emisi pada tahun 2030.

" Sebagai kota C40, kami berkomitmen pada tiga hal tersebut. Kami ingin lebih mempercepat upaya dalam mewujudkan mobilitas bersih (dari emisi) untuk Jakarta. Jadi kami juga telah berjanji untuk mengubah Transjakarta kami ke bus listrik. Ini adalah Jaringan bus rapid transit (BRT) kami.," kata Anies.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement