PADA masa jabatannya sebagai presiden, Soeharto pernah mencopot seorang Jenderal Kopassus dari jabatannya sebagai Panglima ABRI. Benny Moerdani, Jenderal yang harus kehilangan jabatannya sebagai Panglima ABRI di tengah jalan pada saat itu.
Saat itu, Soeharto mencopot Benny dari jabatannya sebagai Panglima ABRI sepekan sebelum Sidang Umum MPR 1988. Ini pertama kalinya Soeharto mengganti Panglima ABRI di tengah jalan.
Baca Juga: Percakapan Sengit Hoegeng dan Soeharto Sebelum Akhirnya Berhenti Jadi Kapolri
Padahal biasanya, panglima akan diganti bersamaan dengan pelantikan kabinet, karena kedudukannya yang setara dengan menteri dan menjabat selama lima tahun. Benny pun saat itu belum memasuki masa pensiunnya. Demikian dikutip dari Buku Benny Moerdani yang Belum Terungkap.
Karena hasrat dan ambisinya yang ingin menjadi wakil presiden dan kritik tajamnya terhadap Soeharto, Benny terpaksa harus kehilangan jabatannya sebagai Panglima ABRI di tengah jalan. Bahkan saat itu, juga beredar informasi tentang rencana Benny yang ingin melakukan kudeta. Belum habis masa jabatannya sebagai Panglima ABRI, Benny sudah dicopot dari jabatannya itu oleh Soeharto.
Dalam suatu Sidang Umum MPR, saat sedang membahas siapa yang menjadi pendamping Soeharto saat dicalonkan kembali menjadi presiden periode 1988-1993, ruang sidang dihebohkan oleh interupsi Brigadir Jenderal Ibrahim Saleh, anggota Fraksi ABRI. Di atas mimbar, ia mewacanakan calon wakil presiden alternatif. Saat itu, Ibrahim dikenal termasuk tentara di barisan Benny.
Baca Juga: Tak Ada Nama Soeharto di Keppres Serangan Umum 1 Maret, Mahfud MD: Ini Bukan Buku Sejarah