BRUSSELS - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell, pada Senin (21/3/2022), mengatakan bahwa dia telah memerintahkan penangguhan pelatihan tempur bagi tentara di Mali sampai pihaknya menerima jaminan dari pemerintah di sana bahwa para peserta pelatihan tidak akan bekerja dengan tentara bayaran Rusia.
Pasukan pemberontak Mali telah melancarkan dua kudeta militer dalam beberapa tahun ini. Junta telah menunda pemilu untuk mengantarkan pemerintahan sipil, dan Uni Eropa khawatir bahwa para pemimpin Mali bekerja dengan tentara bayaran dari Grup Wagner, yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi di wilayah Afrika dan Timur Tengah.
Blok beranggotakan 27 negara itu telah melatih angkatan bersenjata Mali sejak 2013. Mereka berencana terus melakukannya meskipun terjadi ketidakstabilan dan pergolakan politik di negara itu sejak 2012.
"Jelas, misi pelatihan kami tidak bisa disangkutkan, dengan cara apa pun, dalam kegiatan yang akan mempertanyakan reputasi Uni Eropa," kata Borrell kepada wartawan setelah memimpin pertemuan para menteri luar negeri blok itu.