Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Uni Eropa Angkat Bicara Terus Pasok Senjata ke Ukraina, Agar Tidak Kalah Perang

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 07 April 2022 |11:23 WIB
Uni Eropa Angkat Bicara Terus Pasok Senjata ke Ukraina, Agar Tidak Kalah Perang
UE jelaskan alasan kirim senjata ke Ukraina (Foto: AFP)
A
A
A

JERMAN - Diplomat top Uni Eropa (UE), Josep Borrell, mengatakan blok itu mengirim senjata ke Ukraina sehingga konflik dengan Rusia tidak berakhir dengan kekalahan Kiev.

“Kami ingin ini berakhir sesegera mungkin, tetapi tidak dengan cara apa pun,” kata Borrell kepada Parlemen Eropa pada Rabu (6/4).

“Karena jika kita akan memiliki negara yang hancur yang telah dipotong-potong secara teritorial dan dinetralisir, dengan jutaan orang di pengasingan, dan jutaan orang mati, maka tidak, kita tidak ingin perang ini berakhir seperti ini,” lanjutnya.

Baca juga: Dorong Hubungan ke Jalan Buntu, Rusia 'Blacklist' Pemimpin Uni Eropa dan Dilarang Masuk 

“Itulah mengapa kami harus terus mempersenjatai Ukraina… Lebih banyak senjata, itulah yang diharapkan Ukraina dari kami, dan itulah yang kami lakukan,” ungkapnya.

Baca juga: Amankan Negaranya, Anggota NATO Larang Pasokan Senjata ke Ukraina

Menurut Brussels, Borrell dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen akan melakukan perjalanan ke Kiev minggu ini. UE mengumumkan bulan lalu bahwa mereka menggandakan bantuan militer blok itu ke Ukraina menjadi 1 miliar EURO.

Seruan untuk mengirim lebih banyak senjata ke Kiev meningkat setelah Ukraina menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di kota Bucha, dekat Kiev. Rusia, yang pasukannya meninggalkan daerah itu pekan lalu, membantah bahwa tentaranya membunuh warga sipil di Bucha dan di tempat lain, dan bersikeras bahwa Kiev melancarkan kampanye disinformasi untuk menyesatkan publik.

Diketahui Moskow menyerang negara tetangganya menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang ditengahi Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO, sebuah blok militer yang dipimpin AS. Kiev mengatakan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua wilayah dengan paksa

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement