Pada pertemuan ziarah ini, mantan Uskup Agung Canterbury Rowan Williams menggemakan seruan Paus baru-baru ini untuk gencatan senjata Paskah dalam konflik tersebut.
Pertemuan ini juga dihadiri perwakilan setiap agama, seperti orang-orang Yahudi, Hindu, Muslim, Budha dan pemeluk agama lain.
Dalam pesannya, Paus Fransiskus mendesak "para pemimpin pemerintah, terutama mereka yang menyerukan prinsip-prinsip suci agama", untuk mencari perdamaian dan menjauhi kejahatan.
Sejak perang dimulai, Paus Fransiskus hanya menyebut Rusia secara eksplisit dalam doa, seperti selama acara global khusus untuk perdamaian pada 25 Maret. Namun ia telah memperjelas penentangannya terhadap tindakan Rusia, dengan menggunakan kata-kata invasi, agresi, dan kekejaman.
Selama perjalanan ke Malta awal bulan ini, Paus Fransiskus secara implisit mengkritik Putin atas invasi ke Ukraina, dengan mengatakan "yang berkuasa" mengobarkan konflik untuk kepentingan nasionalis.
Sementara itu, Kremlin mengatakan tuduhan bahwa pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi warga sipil di Ukraina adalah "pemalsuan mengerikan" yang bertujuan untuk merendahkan tentara Rusia.
(Susi Susanti)