Awal April, pada hari-hari pertama Ramadan, warga Ukraina dan dunia dikejutkan dengan munculnya foto-foto dan tayangan mengerikan dari sejumlah kota di seputar Kyiv, termasuk Bucha, setelah pasukan Rusia mundur dan memusatkan serangan di wilayah timur.
Gambar jenazah bergeletakan di jalan-jalan dan hancurnya banyak gedung serta prasarana membuat banyak yang terkejut dan stres.
Lokasi kuburan massal di halaman sebuah gereja di Bucha. Di Chernovtsy - Chernivtsi, di barat daya Ukraina, Niyara Mamutova merasakan kesedihan mendalam yang sama.
Bersama keluarganya, Niyara mengungsi ke kota itu dari Zaporizhzhia, tempat tinggalnya selama delapan tahun terakhir.
Baca juga: Oligarki Sekutu Putin Tewas Ditembak Bersama Istri dan Anaknya di Apartemen Mewah Moskow
"Sirene bergaung setiap waktu dan banyak foto serta tayangan rumah-rumah, sekolah dan rumah sakit yang hancur di kawasan yang diduduki Rusia, bagaimana kami bisa hidup normal," kata Niyara.
"Melihat tayangan mayat-mayat, rumah-rumah yang terbakar membuat saya sedih sekali. Ramadan kali ini sangat memilukan," imbuhnya.
Baca juga: Presiden Palestina Bahas Situasi Yerusalem dengan Raja Yordania dan Rusia
Niyara berasal dari etnik Muslim Tatar yang melarikan diri dari Krimea setelah invasi Rusia pada 2014 lalu.
Namun sekitar delapan tahun menikmati hidup di kota Zaporizhzhia, ia terpaksa mengungsi lagi, hanya tiga minggu setelah melahirkan anak keempatnya.