Wang kemudian menuduh AS menggunakan kekuatan ekonominya untuk memaksa negara-negara "apakah mereka besar atau kecil, jauh atau dekat, teman atau musuh," mengutip lima dekade sanksi AS terhadap Kuba dan empat dekade tindakan semacam itu terhadap Iran.
“Ketika datang untuk menikam sekutunya seperti Uni Eropa dan Jepang dari belakang, AS tidak pernah ragu, seperti yang telah kita lihat berulang kali,” tambahnya, kemungkinan merujuk terutama pada keputusan AS baru-baru ini untuk merusak kesepakatan kapal selam nuklir antara Prancis dan Australia untuk melanjutkan aliansi 'AUKUS' dengan Inggris dan Australia. China telah berulang kali mengutuk aliansi ini sebagai upaya Amerika untuk membangun “NATO versi Asia-Pasifik.”
“Fakta telah membuktikan bahwa AS adalah penyebar disinformasi terbesar, biang keladi dari diplomasi koersif dan penyabot perdamaian dan stabilitas dunia,” ujarnya.
“Dari dialog AS-UE hingga kemitraan keamanan trilateral AUKUS, Quad dan Aliansi Lima Mata, AS menggunakan demokrasi, hak asasi manusia, aturan, dan ketertiban sebagai dalih untuk menutupi aktivitas teduhnya menciptakan perpecahan [dan] memicu konfrontasi,” tandasnya.