"Saya ingat harus berjalan berjam-jam, kadang-kadang membawa saudara laki-laki saya ke sekolah, hanya untuk ditolak ketika saya sampai di sana. Pada saat itu, anak perempuan tidak diizinkan pergi ke sekolah,” ungkapnya.
Pertanian adalah andalan desanya, yang tidak memiliki listrik. Apa yang dimilikinya adalah tetangga magis tertentu.
"Saya tumbuh tepat di sebelah Everest," kenangnya.
"Saya bisa melihatnya dari rumah saya. Everest terus menginspirasi dan menggairahkan saya,” ujarnya.
Sejak penaklukan pertama gunung itu pada 1953, semakin banyak orang mencoba mendaki puncaknya setiap tahun. Mereka yang melakukannya pasti menyewa pemandu dan porter Sherpa. Tetapi beberapa Sherpa, seperti Lhakpa, berangkat untuk menjadi pendaki gunung dengan caranya sendiri.
Itu bukan transisi yang mudah. Orang tua Lhakpa tidak mendukungnya.
"Ibuku bilang aku tidak akan pernah menikah," katanya kepada BBC. "Dia memperingatkan saya bahwa saya akan menjadi terlalu maskulin dan tidak diinginkan. Penduduk desa mengatakan kepada saya bahwa itu adalah pekerjaan laki-laki dan saya akan mati jika saya mencobanya,” lanjutnya.