Banyak diplomat senior, termasuk duta besar dan direktur regional, telah bergabung dengan apa yang merupakan pemogokan pertama korps diplomatik dalam 20 tahun, mengumumkan partisipasi mereka di Twitter dengan tagar 'diplo2metier'.
“Saya akan mogok pada 2 Juni untuk memprotes penindasan terhadap diplomasi profesional kami. Tidak ada kebijakan luar negeri yang hebat tanpa diplomat yang baik. Kami multibahasa, beragam, bersemangat, kreatif. Mereka tidak dapat dipertukarkan,” tulis Duta Besar Prancis untuk Oman Veronique Aulagnon di Twitter sebagaimana dilansir RT.
“Kami mogok karena kami menentang penindasan korps diplomatik. Banyak dari kita juga lelah dengan pemotongan anggaran yang tak ada habisnya & kekurangan staf, yang datang dengan semakin banyaknya prioritas dalam lingkungan internasional yang sangat menantang,” kata Wakil Duta Besar untuk Amerika Serikat Aurelie Bonal.
Pertemuan telah direncanakan di depan kantor pusat Kementerian Luar Negeri di Paris, serta di Nantes, tempat Pusat Arsip Diplomatik bermarkas. Namun, penyelenggara protes memperjelas bahwa para diplomat "tidak akan pernah mengancam" perlindungan warga negara Prancis dan kepentingan nasional.
“Kami menyerukan untuk menghentikan pekerjaan selama itu tidak mengancam kelangsungan pembelaan kepentingan kami,” kata diplomat dan anggota serikat pekerja CFDT Olivier Da Silva, seperti dikutip dari Le Monde.
Korps diplomatik Prancis dibentuk pada abad ke-16 dan saat ini mencakup sekira 1.800 diplomat.
(Rahman Asmardika)