Pemasangan berlangsung malam hari dengan menempatkan 13 bom di titik-titik yang sudah ditentukan dan setelah itu langsung ditinggal pulang ke Malang. Bom disetel meledak pada dini hari tanggal 21 Januari 1985. Mereka memberi nama aksi mereka dengan kata sandi “Camping”.
Sesuai perhitungan. Ledakan pertama terjadi pukul 01.00 dini hari yang disusul ledakan lain dengan selang waktu berbeda. Meski empat bom gagal meledak, kerusakan yang ditimbulkan sembilan bom lain, luar biasa.
Peristiwa itu juga menggegerkan dunia internasional mengingat Candi Borobudur belum setahun usai dipugar yang sumber dananya berasal dari Unesco, 28 negara asing dan 8 badan swasta internasional.
“Bom-bom itu berhasil menghancurkan sembilan stupa beserta arca yang ada di dalamnya,” kata Solahudin. Presiden Soeharto menuding pelaku peledakan adalah orang-orang yang didorong oleh fanatisme suatu golongan yang tidak mempunyai kebanggaan nasional.
Kelompok jaringan esktrim kanan ini terbongkar setelah rencana mereka mengebom Bali pada bulan Maret 1985, gagal. Di tengah perjalanan menuju Bali, paket bom yang dibawa dengan mengendarai bus umum meledak di wilayah Desa Sumber Kencono, Banyuwangi.