Insiden itu terjadi di sekitar garnisun Al-Tanf di tenggara Suriah, tempat pasukan oposisi AS dan Suriah telah lama beroperasi. Serangan dilakukan terhadap posisi di mana pejuang Maghawir al-Thawra yang didukung AS beroperasi. Tidak ada laporan segera mengenai korban, tetapi properti diyakini telah rusak.
Para pejabat AS mengatakan Rusia mengklaim kelompok itu telah melakukan serangan bom pinggir jalan terhadap pasukan Rusia. AS percaya itu tidak terjadi dan Rusia hanya menggunakannya sebagai alasan untuk melakukan serangan udara.
Provokasi Rusia semacam ini jarang terjadi tetapi bukan berarti tidak pernah terjadi sebelumnya.
Pada Februari 2018, sebuah pertemuan meningkat dengan cepat dan menjadi mematikan ketika 500 pasukan yang sebagian besar terdiri dari kontraktor Rusia dan milisi Kristen yang setia kepada rezim Suriah menyeberangi sungai Efrat dekat Deir Ezzor. Rusia bekerja untuk sebuah perusahaan paramiliter bernama Wagner, yang memiliki ratusan kontraktor di Suriah, membantu militer Rusia dan pasukan pro-rezim.
Misi operasi malam itu masih belum jelas, tetapi pasukan bergerak maju menuju ladang minyak dan gas yang berharga, Coneco, yang dikendalikan oleh Pasukan Demokrat Suriah, sebuah milisi yang didukung AS yang telah memerangi ISIS di Suriah. Ketika pasukan pro-rezim mulai menembaki pangkalan yang dipegang oleh Pasukan Demokrat Suriah, AS menanggapi dengan serangan udara berat dan tembakan artileri, yang berlanjut selama sekitar tiga jam. Komandan AS mencoba menghubungi rekan-rekan Rusia mereka melalui saluran dekonflik untuk memperingatkan tanggapan mereka. Tetapi pada saat komunikasi terjalin, serangan balik sedang berlangsung.
Lalu pada Agustus 2020, beberapa tentara AS terluka dalam tabrakan dengan konvoi militer Rusia di Suriah timur.
(Susi Susanti)