Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ngaku Lahan Diserobot, Petani Sawit Kota Baru Kalsel Mengadu ke PBNU

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 29 Juni 2022 |05:05 WIB
<i>Ngaku</i> Lahan Diserobot, Petani Sawit Kota Baru Kalsel Mengadu ke PBNU
Petani Sawit datangi PBNU (Foto Ist)
A
A
A

JAKARTA - Sejumlah perwakilan petani dari Teluk Kepayang, Tanah Bumbu, dan Kota Baru Kalimantan Selatan mengadukan penyerobotan lahan yang dilakukan PT Jhonlin Argo Lestari (JAL) di daerah itu. Mereka sengaja mengadu ke PBNU karena selama ini upaya pengaduan yang telah dilakukan melalui jalur formal seperti kepolisian tak membuahkan hasil.

Salah seorang petani yang tak mau disebut namanya, mengaku para petani sudah mengadukan kasus penyerobotan lahan itu tahun lalu ke Polres hingga Polda Kalimantan Selatan. "Saat kami mengadu ke kepolisian tapi mereka bilang jangan membuat masalah," kata petani itu kepada sejumlah wartawan di kantor PBNU, Jakarta, Selasa (28/6/2022).

Dia menceritakan kronologi kasus ini. Kasus berawal pada 2020. Saat itu ada 67 petani yang memiliki 700 ha lahan. Saat itu lahan mereka diambil Argo Citra Lestari (ACL). Dalam perjalanan, PT ACL diambilalih oleh PT Jhonlin Argo Lestari (JAL) milik Haji Syam. Dari 700 ha itu kemudian dikembalikan ke petani 300 ha untuk dikelola.

Namun dalam perjalanannya, ketika pohon sawit sudah berusia lima tahun lebih, PT JAL meminta lahan itu lagi. Sebagai gantinya, PT JAL hanya mengganti pohon sawit itu Rp 35 ribu per pohon ditambah Rp 5 ribu per satu tahun. Total ganti rugi yang diterima hanya Rp70 ribu per pohon. "Seharusnya kalau pasaran di sana itu harganya Rp1 juta lebih," kata Ahmad Fauzi, Ketua LSM Laskar Elang Borneo yang turut mendamping perwakilan pertani itu.

Petani tak berdaya. Mereka tak bisa menolak, apalagi protes. Sebab, menurut Ahamad, jika mereka menolak atau protes urusannya nyawa. Ia mencontohkan, pernah ada seorang pemilik lahan yang istrinya kebetulan menjadi PNS di daerah itu. Sang pemilik lahan protes, tapi tak lama kemudian, istri sang pemilik lahan itu dipindah kerjanya di tempat yang jauh dari keluarganya.

"Setiap gerakan petanu dipantau. Jadi ancaman terhadap petani itu nyata. Semua hal bisa dilakukan oleh PT JAL itu," ujar dia.

Karena ancaman itu demikian nyata, perwakilan itu berharap PBNU mau membantu mereka mencari jalan keluar. Harapannya, lahan yang dimiliki masyarakat itu bisa dikembalikan dan masyarakat bisa hidup dengan tenang.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement