Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

'Wabah Tari', Kisah Orang-Orang yang Menari Selama Berhari-hari Tanpa Henti hingga Meninggal

'Wabah Tari', Kisah Orang-Orang yang Menari Selama Berhari-hari Tanpa Henti hingga Meninggal
Wabah menari terjadi di Prancis ketika orang menari tanpa henti hingga meninggal (Foto: Alamy)
A
A
A

Sebuah puisi yang dikutip dari sebuah kronik kontemporer menggambarkan "perempuan dan laki-laki yang menari dan melompat…/ Di pasar, di gang-gang, dan jalanan,/ Siang dan malam" hingga "penyakit" itu akhirnya berhenti.

Selanjutnya, kronik tersebut menguraikan langkah-langkah yang diambil oleh pihak berwenang sebagai tanggapan.

Seorang penulis menggambarkan para penari yang dibawa ke kuil St Vitus di luar kota, di mana mereka "diberikan salib kecil dan sepatu merah".

Disebut oleh yang lain bahwa ada upaya langsung membuat lelah para penari supaya mereka tunduk, dengan "orang-orang… yang secara khusus ditunjuk dan dibayar untuk berdansa, diiringi musik drum dan pipa".

Tapi hal ini tidak membantu. "Semua tidak berguna, dan banyak yang menari sampai mati,” ujar penulis.

Dalam 400 tahun atau lebih sejak peristiwa aneh ini - "wabah tarian" Strasbourg - terjadi, banyak teori yang sudah diajukan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Peristiwa tersebut mencengkram imajinasi kita sampai hari ini, mengundang untuk diceritakan ulang, dan menginspirasi para seniman dan pekerja kreatif untuk menginterpretasikan peristiwa ganjil ini ke versi masing-masing.

Tidak lama berselang, dua karya besar yang mengangkat tema seputar wabah tari sedang dirilis, yakni: album Dance Fever karya bintang pop Florence + The Machine, dan The Dance Tree karya penulis terlaris Kiran Millwood Hargrave.

Keduanya menggunakan ide choreomania (sebagaimana fenomena tersebut kemudian dijuluki) untuk menciptakan karya mendalam, merenungkan tentang kekangan dan kegairahan.

Walau menjadi contoh paling terkenal untuk saat ini, Strasbourg bukanlah satu-satunya "wabah tari" yang melanda Eropa selama abad pertengahan dan awal era modern.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement