JAKARTA – Detektif Prancis yang menyelidiki perampokan Museum Louvre menemukan bukti yang mengarah pada keterlibatan orang dalam, demikian dilaporkan The Telegraph, mengutip sumber yang dekat dengan penyelidikan.
Pekan lalu, empat pria bertopeng dengan gergaji mesin menerobos masuk ke museum ikonis Paris tersebut dan membawa kabur delapan permata mahkota Prancis senilai sekitar 88 juta euro (sekitar Rp1,7 triliun).
Menurut The Telegraph, penyidik menemukan pesan dan rekaman yang menunjukkan bahwa karyawan museum berhubungan dengan tersangka anggota geng sebelum penggerebekan.
“Kami menemukan bukti forensik digital yang menunjukkan kerja sama antara salah satu petugas keamanan museum dan para pencuri,” ujar sumber kepada surat kabar. “Informasi sensitif tentang keamanan museum disebarkan, sehingga mereka mengetahui pelanggaran tersebut.”
Para pencuri diyakini menggunakan derek untuk mencapai balkon dan memecahkan jendela Galerie d'Apollon, yang saat itu terbuka untuk pengunjung. Operasi berlangsung tujuh menit, dan perampok melarikan diri melalui lift furnitur sebelum kabur dengan sepeda motor.
Penyidik mengumpulkan lebih dari 150 sampel DNA dari helm, sarung tangan, dan peralatan yang tertinggal di lokasi.