Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Biden Ingin Seimbangkan Kepentingan dan Ideologi dalam Lawatan Timur Tengah

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 12 Juli 2022 |12:45 WIB
Biden Ingin Seimbangkan Kepentingan dan Ideologi dalam Lawatan Timur Tengah
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Foto: Reuters)
A
A
A

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan memulai lawatannya ke Timur Tengah dengan meninjau sistem pertahanan udara Israel.

Pemerintahannya mendesakkan hubungan keamanan yang lebih dalam antara Israel dan negara-negara tetangganya, termasuk mengintegrasikan sistem pertahanan udara mereka untuk menghadapi ancaman Iran.

“Secara bilateral kami berbicara dengan negara-negara di kawasan itu secara khusus tentang kemampuan pertahanan udara dan apa yang dapat kami lakukan untuk membantu pertahanan mereka dan kemudian menjajaki gagasan untuk bisa mengintegrasikan semua pertahanan udara itu bersama-sama,” kata John Kirby, Koordinator Komunikasi Strategis di Dewan Keamanan Nasional, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia.

Tugas itu tidak mudah karena Israel kini berada di bawah pemerintahan sementara.

Dari Tel Aviv, Biden akan terbang langsung ke Jeddah, yang pertama bagi seorang presiden Amerika. Ini adalah sinyal lainnya dari Arab Saudi yang telah menolak mengakui Israel yang menduduki Palestina.

Yasmine Farouk, seorang cendekiawan di Program Timur Tengah Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan, “Arab Saudi telah membuat konsesi, bahkan diam-diam membuat kesepakatan dengan Israel. Tetapi jangan terburu-buru mengatakan bahwa ini adalah langkah pertama menuju normalisasi.”

Di Jeddah, Biden akan bertemu dengan para pemimpin negara-negara Teluk ditambah Mesir, Irak dan Yordania, untuk menambahkan jaminan Amerika atas keamanan negara-negara itu. Sebaliknya, ia meminta mereka ikut serta sementara beban Amerika berfokus pada perang Ukraina dan ancaman China.

Ia akan mendesak untuk menambah senjata di Yaman, mendorong negara-negara produsen agar lebih banyak minyak untuk mengatasi harga akibat perang di Ukraina.

Biden harus menyeimbangkan strategi Amerika itu dan bekerja sama dengan rezim penguasa, dengan nilai-nilai yang dijunjung Amerika seperti hak asasi. Namun, para aktivis pernah mengkritik Biden untuk bertemu Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi, yang disebutnya sebagai negara paria.

Ketika bertemu Presiden Palestina Mahmud Abbas di Tepi Barat, Biden akan menegaskan kembali dukungan bagi solusi dua negara. Pengamat juga akan mencermati bagaimana menangani kasus Shereen Abu Akleh. Menurut kalangan pakar di Amerika, wartawati Amerika Palestina itu kemungkinan besar tewas oleh peluru Israel.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement