WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Washington khawatir akan keselamatan pribadi Presiden Ukraina Volodydmyr Zelensky di tengah perang dengan Rusia. Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan bahwa AS akan membantu “memfasilitasi” keamanan sang presiden.
“Keamanan pribadi Presiden Zelensky adalah sesuatu yang menjadi perhatian kami,” kata Sullivan berbiccara di Aspen Security Forum di Colorado pada Jumat (22/7/2022).
BACA JUGA: Sekongkol dengan Rusia, Zelenskyy Pecat Kepala Dinas Keamanan dan Jaksa Agung Ukraina
“Ini (Zelensky) adalah pemimpin di masa perang, berurusan dengan musuh di Rusia yang kejam, brutal, dan mampu melakukan apa saja.”
“Presiden Zelensky mengambil tindakan pencegahan yang Anda harapkan untuk melindungi dirinya sendiri,” lanjut Sullivan sebagaimana dilansir RT. Dia menambahkan bahwa AS memberikan bantuan untuk memperkuat keamanan pemimpin Ukraina itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
AS menawarkan untuk mengevakuasi Zelensky dari Kiev ketika Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina pada Februari. Zelensky tidak menerima tawaran itu. Minggu ini, parlemen Ukraina menyetujui pemecatan Ivan Bakanov, pejabat tinggi di dinas keamanan negara (SBU). Zelensky juga mencopot kepala departemen SBU di lima wilayah negara itu. Bakanov adalah rekan dekat Zelensky, dan pasangan itu telah bekerja bersama sejak mereka masih bekerja di bidang komedi.
Presiden Ukraina telah mengklaim pada beberapa kesempatan bahwa para pembunuh telah mengancam hidupnya, dan para pejabatnya mengatakan berkali-kali bahwa Rusia bermaksud untuk membunuh presiden.
BACA JUGA: 400 Tentara Bayaran Rusia Targetkan Bunuh Presiden Ukraina, Berhasil Lolos 12 Kali Usaha Pembunuhan
Moskow membantah tuduhan ini, dengan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada April menyatakanb bahwa Zelensky “adalah presiden Ukraina,” dan Rusia ingin dia duduk dan menyetujui persyaratannya untuk perdamaian.
Ditanya apakah dia khawatir tentang menurunnya dukungan publik untuk Ukraina di dalam negeri, Sullivan mengatakan bahwa dia khawatir "tentang segalanya," kecuali pengiriman senjata ke Kiev.
Pada Mei Presiden AS Joe Biden menandatangani RUU bantuan militer dan ekonomi untuk Ukraina senilai USD40 miliar dan mengalokasikan “sumber daya yang cukup untuk menjaga agar senjata tetap mengalir untuk beberapa waktu”.
Sullivan, menambahkan bahwa meskipun dukungan publik untuk Ukraina mungkin menurun, ada "dukungan mendalam dan berkelanjutan" di Gedung Putih dan Kongres.
Jika puluhan miliar dolar habis, Sullivan mengatakan bahwa “akan ada dukungan bipartisan di Kongres untuk meningkatkan kembali sumber daya tersebut jika diperlukan.”
Saat Sullivan berbicara di Aspen, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengumumkan bahwa pemerintahan Biden akan mengirim senjata baru senilai USD270 juta ke Ukraina, termasuk empat sistem artileri roket HIMARS.
(Rahman Asmardika)