AFGHANISTAN - Ketika Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus tahun lalu, banyak warga yang hidupnya berubah.
Selama setahun terakhir, puluhan ribu warga Afghanistan telah dievakuasi dari negara mereka, banyak sekolah menengah atas khusus perempuan diperintahkan untuk ditutup, dan kemiskinan meningkat.
Namun, untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat dekade, Afghanistan tidak lagi dirundung aksi kekerasan dan korupsi berkurang secara signifikan.
Koresponden BBC, Secunder Kermani, berada di Afghanistan saat pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban dari Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2021. Dia kini kembali ke negara itu untuk bertemu dengan sejumlah narasumber yang dia jumpai tahun lalu.
Ketika tahun lalu Taliban merangsek ke berbagai wilayah Afghanistan di tengah persiapan pasukan negara-negara Barat untuk hengkang, BBC bertemu seorang petempur Taliban bernama Ainudeen di Distrik Balkh, bagian utara Afghanistan.
Baca juga: PBB Sebut Taliban Lakukan 160 Pembunuhan dan 56 Penyiksaan Terhadap Mantan Pejabat Pemerintah
Tatapan matanya dingin dan ‘menusuk’ jantung.
“Kami melakukan yang terbaik agar tidak melukai warga sipil. Tapi ini pertempuran dan manusia akan mati,” kata Ainudeen ketika BBC bertanya bagaimana dia bisa membenarkan aksi kekerasan.
“Kami tidak akan menerima apapun di Afghanistan kecuali sistem Islam,“ lanjutnya.