Media Jepang mengatakan reaksinya beragam, dengan beberapa kritik tentang upaya untuk mempromosikan kebiasaan yang tidak sehat. Tetapi yang lain telah memposting ide-ide unik secara online - seperti aktris terkenal "tampil" sebagai hostes realitas virtual di klub digital.
Para kontestan memiliki waktu hingga akhir September mendatang untuk menyampaikan ide-ide mereka. Rencana terbaik kemudian akan dikembangkan dengan bantuan para ahli sebelum proposal final dipresentasikan pada November mendatang.
Situs web kampanye mengatakan pasar alkohol Jepang menyusut dan demografi negara yang lebih tua - di samping tingkat kelahiran yang menurun - merupakan faktor penting di balik penurunan itu.
Angka terbaru dari agen pajak menunjukkan bahwa orang-orang minum lebih sedikit pada 2020 dibandingkan pada 1995, dengan angka anjlok dari rata-rata tahunan 100 liter (22 galon) menjadi 75 liter (16 galon) per orang dewasa.
Pendapatan pajak dari pajak alkohol juga menyusut selama bertahun-tahun. Menurut surat kabar The Japan Times, pajak alkohol tu menghasilkan 5% dari total pendapatan pada tahun 1980, tetapi pada tahun 2020 hanya berjumlah 1,7%.
Bank Dunia memperkirakan bahwa hampir sepertiga (29%) penduduk Jepang berusia 65 tahun ke atas - proporsi tertinggi di dunia.
Kekhawatiran tentang masa depan sake bukan satu-satunya masalah yang dihadapi perekonomian Jepang. Ada juga kekhawatiran tentang pasokan staf yang lebih muda untuk jenis pekerjaan tertentu, dan perawatan untuk orang tua di masa depan.
(Susi Susanti)