"Setiap saat pemerintah federal, negara bagian dan kota mengetahui pergerakan mahasiswa. Tindakan, kelalaian dan partisipasi mereka memungkinkan penghilangan dan eksekusi mahasiswa," kata laporan itu, dikutip CNN.
Wakil Menteri Hak Asasi Manusia Meksiko Alexander Encinas mengatakan menurut komisi itu, para anggota kelompok kriminal Guerreros Unidos dan agen dari berbagai institusi negara Meksiko terlibat dalam penghilangan itu.
"Tidak ada indikasi mahasiswa masih hidup. Sebaliknya, semua kesaksian dan bukti membuktikan bahwa mereka dibunuh secara licik dan dihilangkan," terangnya.
Seperti diketahui, para siswa diketahui telah mengunjungi kota barat daya Iguala dari sebuah perguruan tinggi guru di Ayotzinapa ketika bus mereka dicegat oleh polisi setempat dan pasukan militer federal pada September 2014.
Persisnya apa yang terjadi setelah itu masih belum diketahui, karena sebagian besar siswa yang hilang tidak pernah ditemukan. Namun, bus penuh peluru kemudian terlihat di jalan-jalan kota, dengan jendela pecah dan darah. Orang-orang yang selamat dari kelompok yang berisi 100 orang mengatakan bus mereka dihentikan oleh petugas polisi dan tentara bersenjata, yang tiba-tiba melepaskan tembakan.
Kasus siswa yang hilang memicu kemarahan internasional. Presiden kala itu Enrique Peña Nieto saat itu dikritik karena kurangnya transparansi dalam menyelidiki masalah tersebut.
(Susi Susanti)