“Dalam keterkejutan, Syekh Saqr berdiri. Dia melihat anak buahnya duduk tanpa senjata. Dia tidak bisa berbuat apa-apa” ungkapnya.
"Dia harus menerima keputusan itu,” tambahnya.
Begitu Inggris mengumumkan pada 1968 bahwa mereka bermaksud menarik diri dari Teluk, ketegangan tumbuh antara para pemimpin Arab dan Iran.
Barisan itu berpusat di Bahrain dan tiga pulau kecil namun strategis di dekat Selat Hormuz: Abu Musa, dan Tunb Besar dan Kecil.
Menurut catatan rahasia yang menceritakan pertemuan antara dia dan seorang menteri Inggris, sikap Shah (penguasa) Iran tentang penarikan Inggris adalah tegas.
Dengan pengecualian apa yang dia sebut "pulau itu", dia setuju untuk memberikan kemerdekaan kepada semua wilayah yang dikuasai Arab yang berbatasan dengan Teluk. "Pulau itu" adalah Bahrain.
Yang terjadi selanjutnya adalah ‘ledakan’ diplomasi di belakang layar antara penguasa Arab, Inggris, dan Shah.
Seperti yang kemudian diingat oleh duta besar Inggris di Teheran dalam rekaman audio yang belum pernah disiarkan sebelumnya.
"London berkata, 'Baiklah, kami akan mencoba ini tetapi ini adalah operasi yang sangat rumit karena kami tidak mempercayai Iran, Iran tidak mempercayai kami. , dan orang-orang Bahrain tidak mempercayai kami berdua,” bunyi rekaman itu.