Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sisi Gelap Operasi Turunkan Berat Badan Murah Meriah di Turki, Pasien Meninggal Usai Melahirkan

Adinda Tasya Mutiara , Jurnalis-Sabtu, 03 September 2022 |19:40 WIB
Sisi Gelap Operasi Turunkan Berat Badan Murah Meriah di Turki, Pasien Meninggal Usai Melahirkan
Wanita ini meninggal dunia usai menjalani operasi menurunkan berat badan murah meriah di Turki (Foto: SWNS)
A
A
A

TURKI - Operasi bedah untuk menurunkan berat badan (bariatrik) dengan biaya murah di Turki membuat salah satu pasiennya meninggal setelah melakukan operasi itu.

Hal ini diketahui pada konferensi medis ketika setiap ahli bedah bariatrik di ruangan itu melaporkan masalah dalam merawat pasien yang kembali dari Turki dengan sebuah komplikasi. Sweperti pendarahan internal, hernia, dan infeksi.

Ribuan pasien yang putus asa mempertaruhkan kesehatan mereka dengan memilih operasi bariatrik murah. Ini menjadi masalah besar karena hampir seluruh pasien mengalami kegagalan operasi penurunan berat badan yang menyebabkan timbulnya masalah lain pada tubuh pasien.

Banyak ahli bedah asal Inggris yang sudah memperingatkan ribuan pasien bahwa sesuatu yang buruk bisa saja terjadi karena operasi dengan harga murah tersebut.

Baca juga:  11 Metode Olahraga yang Bisa Membantu Turunkan Berat Badan

“Ribuan pasien mempertaruhkan diri dan kesehatannya untuk operasi bariatik murah, mereka tidak tahu bahwa akan terjadi masalah serius setelah mereka melakukan proses tersebut,” kata seorang petugas ahli bedah Inggris, dikutip Mirror.

Baca juga: Mau Turunkan Berat Badan, Harus Jalan Berapa Langkah Sehari?

Sebagai perbandingan, orang yang bertujuan menurunkan berat badan dapat melakukan prosedur seperti lengan lambung atau bypass seharga 3.000 poundsterling (Rp51 juta) di beberapa rumah sakit Turki, biaya ini termasuk akomodasi dan penginapan.

Namun sebenarnya, proses bariatik tersebut terlalu murah dibanding dengan operasi di Inggris yang dapat menelan biaya hingga 12.000 poundsterling atau seharga Rp200 juta.

Tetapi semakin banyak pasien putus asa setelah kembali dari operasi murah itu. Mereka membutuhkan perawatan dan operasi korektif setelahnya. Laporan itu diketahui dari salah satu dokter Inggris yang sangat menyayangkan situasi seperti ini.

“Pasien yang membutuhkan bantuan terus menerus datang dengan keluhan yang berbeda pada setiap orangnya setelah melakukan operasi. Mereka langsung dibawa menuju ke rumah sakit NHS,” jelas sang ahli bedah.

Salah satu yang tergoda melakukan opetrasi ini adalah Khelisyah Ashamu, 26. Khelisyah dikabarkan terbang menuju Izmir, Turki dengan beberapa orang yang ia temui di Facebook. Ia melakukan operasi karena berat badannya bertambah selama kehamilan buah hatinya

.

Khelisyah meninggal seminggu kemudian setelah menderita komplikasi. Dia meninggalkan putranya yang berusia 11 bulan, bernama Kairo yang kini dibesarkan oleh kakek dan neneknya.

Kejadian seperti yang dialami Khelisyah sudah sering terjadi. Ahmed Ahmed, Konsultan ahli bedah bariatrik dan anggota Dewan Royal College of Surgeons of England, mengatakan bahwa dia telah melihat peningkatan jumlah pasien yang menjalani operasi bariatrik di luar negeri dengan komplikasi serius yang memerlukan operasi lebih lanjut di Inggris.

“Komplikasi terjadi karena kurangnya tindak lanjut pasca operasi. Kami sangat menyarankan pasien mempertimbangkan untuk menjalani bariatrik atau operasi jenis lainnya di luar negeri untuk mencegah sesuatu yang buruk,” terangnya.

Terakhir, Ahmed menjelaskan meskipun tampak lebih murah menjalankan operasi di luar negeri, namun standar dan pedoman proses tersebut bervariasi dari satu negara ke negara lain.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement