KIEV - Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang penting di Ukraina kehilangan daya eksternal, demikian disampaikan pejabat energi internasional pada Sabtu (3/9/2022), meningkatkan kekhawatiran di tengah perang yang sedang berlangsung.
PLTN Zaporizhzhia di Ukraina, yang terbesar di Eropa, mengalami kehilangan energi setelah saluran listrik eksternal utama yang tersisa terputus, bahkan ketika saluran cadangan dapat terus memasok listrik ke jaringan tersebut, kata Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Hanya satu dari enam reaktor yang tetap beroperasi di stasiun tersebut, kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan yang diposting di situsnya, sebagaimana dilansir Reuters.
Pembangkit nuklir, yang dikendalikan oleh Moskow sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari, telah menjadi titik fokus konflik, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan atas penembakan di dekatnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya menyalahkan penembakan Rusia atas putusnya aliran listrik di PLTN pekan lalu yang hampir menyebabkan kebocoran radiasi.
Moskow telah mengutip sanksi Barat dan masalah teknis untuk gangguan energi, sementara negara-negara Eropa menuduh Rusia mempersenjatai pasokan sebagai bagian dari invasi militernya.
Kiev dan Moskow telah bertukar tuduhan tentang serangan terhadap PLTN Zaporizhzhia, yang direbut oleh pasukan Rusia pada Maret tetapi masih dioperasikan oleh staf Ukraina dan terhubung ke jaringan listrik Ukraina.
Sebuah misi IAEA mengunjungi pabrik tersebut pada Kamis (1/9/2022) dan beberapa ahli tetap berada di sana menunggu rilis laporan oleh pengawas nuklir PBB dalam beberapa hari mendatang.
Pekan lalu, Zaporizhzhia terputus dari jaringan nasional untuk pertama kalinya dalam sejarahnya setelah saluran transmisi terputus, mendorong pemadaman listrik di seluruh Ukraina, meskipun generator darurat berfungsi untuk proses pendinginan vital.
Follow Berita Okezone di Google News