JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut maraknya konflik di wilayah Papua disebabkan perdagangan senjata yang dilakukan oleh aparat.
Komnas HAM menduga kasus mutilasi warga yang dilakukan oknum prajurit TNI lantaran maraknya jual beli senjata.
"Kami sedang menyelidiki hal tersebut (isu jual beli senjata), begini, karena apa? Ini penting soalnya supaya diletakan dalam konteks yang lebih besar. Siklus kekerasan di Papua ini-kan salah satunya, juga banyak disebabkan karena jual beli senjata," kata Beka saat ditemui wartawan di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (5/9/2022).
Beka menerangkan, di kawasan Papua sangat mudah untuk mendapatkan senjata. Hal ini tidak terlepas dari perilaku oknum aparat yang memperjualbelikan senjata api tersebut.
"Mudahnya orang mendapatkan akses senjata dan juga salah satunya ya dari aparat. Makanya penting saya kira ini diusut tuntas," jelas Beka.