NEW YORK - Rusia pada Sabtu, (24/9/2022) menuduh Amerika Serikat (AS) "bermain dengan api" terkait Taiwan, yang telah meningkatkan antara Beijing dengan Washington dalam beberapa waktu terakhir. Sementara itu China menyatakan akan terus bekerja untuk "penyatuan kembali secara damai" dengan Taiwan dan berjanji untuk mengambil langkah tegas untuk menentang campur tangan eksternal.
Ketegangan atas Taiwan antara Washington dan Beijing telah meningkat setelah kunjungan Agustus oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi pada Agustus. Kunjungan itu direspons dengan latihan militer skala besar China serta janji oleh Presiden AS Joe Biden untuk membela Taiwan jika terjadi serangan dari China.
Beberapa minggu sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari, ia dan mitranya dari China Xi Jinping mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas", menandatangani janji untuk berkolaborasi lebih banyak melawan Barat.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pidatonya pada Sabtu di Majelis Umum PBB menargetkan sikap Washington terhadap Taiwan serta sanksi Barat terhadap Moskow atas perang di Ukraina.
"Mereka bermain api di sekitar Taiwan. Selain itu, mereka menjanjikan dukungan militer ke Taiwan," kata Lavrov sebagaimana dilansir Reuters.
Putin secara eksplisit mendukung China atas Taiwan. "Kami bermaksud untuk secara tegas mematuhi prinsip 'Satu China'," kata Putin pekan lalu. "Kami mengutuk provokasi oleh Amerika Serikat dan satelit mereka di Selat Taiwan."