Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pidato di PBB, Menlu Rusia Peringatkan AS 'Main Api' di Taiwan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Minggu, 25 September 2022 |12:26 WIB
Pidato di PBB, Menlu Rusia Peringatkan AS 'Main Api' di Taiwan
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara di Sidang Majelis Umum PBB, New York, Amerika Serikat, 24 September 2022. (Foto: Reuters)
A
A
A

Pekan lalu saat ditanya dalam wawancara dengan CBS 60 Minutes apakah pasukan AS akan membela Taiwan, Biden menjawab: "Ya, jika sebenarnya, ada serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Pernyataan itu adalah yang paling eksplisit sampai saat ini tentang komitmen pasukan AS untuk mempertahankan pulau itu. Itu juga tampaknya melampaui kebijakan "ambiguitas strategis" AS yang sudah berlangsung lama, yang tidak menjelaskan apakah Amerika Serikat akan menanggapi secara militer serangan terhadap Taiwan.

Berbicara beberapa saat sebelum Lavrov, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan Beijing akan terus bekerja untuk "penyatuan kembali secara damai" dengan Taiwan, dan akan memerangi "kegiatan separatis" menuju kemerdekaan Taiwan sambil mengambil langkah-langkah tegas untuk menentang campur tangan eksternal.

“Hanya dengan secara tegas mencegah kegiatan separatis, kita dapat membangun fondasi sejati untuk reunifikasi damai. Hanya ketika China benar-benar bersatu kembali, perdamaian abadi di Selat Taiwan dapat tercipta,” katanya.

Komentarnya muncul sehari setelah pertemuan selama 90 menit dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di New York, pembicaraan pertama mereka sejak kunjungan Pelosi ke Taiwan pada Agustus.

Setelah pertemuan itu, China menuduh Amerika Serikat mengirimkan "sinyal yang sangat salah dan berbahaya" ke Taiwan. Blinken mengatakan kepada Wang pemeliharaan perdamaian dan stabilitas Taiwan sangat penting, kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden kepada wartawan. Baca selengkapnya

China melihat Taiwan sebagai salah satu provinsinya. Beijing telah lama bersumpah untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk melakukannya.

Pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis sangat menentang klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya 23 juta penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depannya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement