“Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata,” tambahnya. “Begitu banyak wajah korban pucat. Saya tidak bisa menangkap denyut nadi atau napas mereka dan banyak dari mereka mengalami hidung berdarah. Ketika saya mencoba CPR, saya juga memompa darah keluar dari mulut mereka.”
Bencana pada Sabtu adalah tragedi kerumunan paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan. Presiden Yoon Yuk-seol telah mengumumkan masa berkabung nasional dan menjanjikan penyelidikan atas apa yang terjadi.
(Rahman Asmardika)