Para pejabat tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhan baru tersebut. Intelijen yang tidak diklasifikasikan juga tidak memberikan rincian tentang berapa banyak senjata yang menjadi bagian dari pengiriman, atau bagaimana mereka akan dibayar.
“Kami akan terus memantau apakah pengiriman ini diterima,” ujarnya. Dia mencatat bahwa Rusia terus mencari ‘aktor’ seperti Korea Utara dan Iran untuk mempertahankan perang agresifnya di Ukraina “di tengah kekurangan pasokan dan kemanjuran sanksi internasional.”
Kirby mengatakan pada Rabu (2/11/2022) bahwa dukungan dari Iran dan Korea Utara “tidak akan mengubah arah perang,” dengan AS tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan keamanan lanjutan kepada Ukraina.
Para pejabat Amerika, bagaimanapun, telah secara terbuka menggembar-gemborkan dugaan kesepakatan itu sebagai bukti bahwa Rusia kehabisan senjata untuk melanjutkan perang.
Baru-baru ini dua minggu lalu, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines berpendapat bahwa “kontrol ekspor memaksa Rusia untuk beralih ke negara-negara seperti Iran dan Korea Utara untuk pasokan, termasuk UAV, peluru artileri dan roket.”
(Susi Susanti)