Kerugian dan kerusakan telah dibicarakan selama bertahun-tahun, tetapi negara-negara kaya sering menolak keras untuk menegosiasikan rincian tentang membayar bencana iklim di masa lalu, seperti banjir Pakistan musim panas ini.
“Kehilangan dan kerusakan selalu menjadi masalah yang tertunda,” terangnya.
“Tidak ada waktu lagi untuk menundanya. Kita harus mengenali kerugian dan kerusakan dan kita harus menciptakan kerangka kelembagaan untuk menghadapinya,” lanjutnya.
Dia menegaskan pada Kamis (3/11/2022) bahwa mendapatkan hasil nyata atas kerugian dan kerusakan adalah ujian lakmus dari komitmen pemerintah untuk menutup semua kesenjangan ini.
“COP27 harus meletakkan dasar untuk aksi iklim yang lebih cepat dan lebih berani sekarang dan dalam dekade yang penting ini, ketika pertarungan iklim global akan menang atau kalah,” tambahnya.
(Susi Susanti)