Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kunjungan Kontroversial dan Singkat Hanya 11 Jam ke China, Kanselir Jerman Minta Presiden Xi Desak Rusia Hentikan Perang di Ukraina

Susi Susanti , Jurnalis-Sabtu, 05 November 2022 |11:05 WIB
Kunjungan Kontroversial dan Singkat Hanya 11 Jam ke China, Kanselir Jerman Minta Presiden Xi Desak Rusia Hentikan Perang di Ukraina
Kanselir Jerman bertemu dengan Presiden Xi Jinping meminta China desak Rusia hentikan perang di Ukraina (Foto: Reuters)
A
A
A

JERMAN - Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mendesak China untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina. Hal ini diungkapkan Scholz selama pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing.

Scholz mengatakan kedua negara telah sepakat bahwa ancaman nuklir Rusia tidak bertanggung jawab dan sangat berbahaya.

Seperti diketahui, Presiden China telah menolak untuk mengutuk invasi Vladimir Putin. Namun Menurut laporan China, dia mengatakan komunitas global harus mendukung upaya untuk mengakhiri krisis secara damai dan menentang penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir.

 Baca juga: Kanselir Jerman: Putin Harus Akui Tak Bisa Menang di Perang Ukraina

Melaporkan kesimpulan kedua pemimpin, kementerian luar negeri China tidak mengutip Presiden Xi yang menggunakan kata-kata "tidak bertanggung jawab" atau "sangat berbahaya".

Baca juga:  Kanselir Jerman: Putin Tidak Melihat Perang Sebagai Kesalahan

Perjalanan itu telah memicu kekhawatiran di Jerman dan di tempat lain di Eropa, setelah pemimpin China baru-baru ini memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan.

Dikutip BBC, kunjungan Scholz ke China berlangsung singkat, hanya 11 jam, dan kontroversial.

Dia adalah pemimpin Barat pertama yang melakukan perjalanan ke Beijing sejak pandemi global dan yang pertama bertemu Presiden Xi sejak dia mempererat cengkeramannya pada kekuasaan di Kongres Nasional Partai Komunis pada bulan lalu.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement