Nenek mereka, Himilaben Khumbhar, berada di jembatan bersama mereka ketika jembatan itu ambruk.
"Saya tidak menyadari apa yang terjadi sampai kami jatuh ke air," katanya.
“Saya sedang berenang dan mendapat bantuan dari orang-orang. Hidup saya terselamatkan tetapi putri saya, menantu laki-laki dan anak-anak semuanya meninggal,” paparnya.
Tas sekolah Faizan dan Mahinoor masih tergeletak di sudut ruang depan, sebagai pengingat kesedihan dan kehilangan.
“Saya ingin tindakan itu diambil dan semua orang yang bertanggung jawab harus dihukum,” kata kerabat Kumbhar, Ibrahim Mojothi.
“Bukan hanya saya yang kehilangan keluarga. Puluhan orang telah kehilangan keluarga mereka ... Kakak, ipar, keponakan, semuanya pergi. Tidak ada yang tersisa,” ungkapnya.
Divya Ravardeo juga berada di jembatan ketika runtuh. Dia ingat orang-orang berteriak, mati-matian berusaha berenang ke tempat yang aman dan menyelamatkan orang yang mereka cintai.
Enam keponakan perempuannya dan empat keponakan laki-lakinya tenggelam di sungai.
"Kami merasa sangat patah hati," katanya.
“Kata-kata tidak dapat menggambarkan rasa sakit yang kami alami. Kami memiliki begitu banyak penderitaan di hati kami. Seluruh keluarga saya tidak tahu bagaimana perasaan tentang ini. Kami mati rasa,” lanjutnya.