Kedutaan mengatakan perjanjian itu juga berisiko "memperkuat perpecahan" dalam komunitas internasional.
"Sementara Amerika Serikat memahami dan berbagi keinginan untuk memajukan tujuan perlucutan senjata nuklir, kami tidak mendukung perjanjian tentang larangan senjata nuklir," kata juru bicara kedutaan AS kepada Guardian Australia.
“Amerika Serikat tidak percaya bahwa kemajuan menuju perlucutan senjata nuklir dapat dipisahkan dari ancaman keamanan yang ada di dunia saat ini.”
Komentar tersebut merupakan tanda penolakan yang dihadapi Australia dari sekutu keamanan utamanya jika semakin dekat untuk menandatangani dan meratifikasi perjanjian tersebut. Sejauh ini Australia tampaknya masih jauh dari proses tersebut.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, telah terlibat dalam advokasi melawan senjata nuklir dan menggambarkannya sebagai "senjata yang paling merusak, tidak manusiawi, dan tidak pandang bulu yang pernah dibuat".
Pada 2018 Albanese mengatakan pada konferensi nasional Partai Buruh, yang mendukung perjanjian tentang larangan senjata nuklir (TPNW), bahwa tugas itu tidak akan mudah atau sederhana tetapi akan “adil”.
Perjanjian itu sekarang memiliki 91 penandatangan, 68 di antaranya telah secara resmi meratifikasinya, dan mulai berlaku tahun lalu.
(Rahman Asmardika)