Di sisi lain, AMI berharap, masyarakat dunia khususnya Indonesia mempertanyakan penyebab China melakukan dugaan pelanggaran hak asasi manusia kepada muslim Uighur.
Dari riset yang telah dilakukan, AMI mendapat informasi bahwa masyarakat Uighur pernah meminta bantuan Dinasti Qin China yang bersekutu dengan penguasa Muslim Emin Khoja, untuk mengusir suku Dzungar Khanate pimpinan keturunan Genghis Khan yang menguasai wilayah Turkestan Timur, tempat bermukimnya jutaan muslim Uighur.
Setelah berhasil mengusir suku Dzungar Khanate, China malah meng-klaim dan menjadikan wilayah Turkestan Timur sebagai wilayah mereka, dan menjadikan jutaan muslim Uighur sebagai warga negaranya.
"Seiring dengan perjalanan waktu, etnis Uighur malah dianggap Beijing khususnya Partai Komunis China yang berkuasa di Tiongkok, sebagai kelompok berbahaya, teroris dan lain sebagainya,” ungkap Andi Setya Negara.
Hal ini sesuai dengan bunyi laporan Komisi Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menyatakan ada pelanggaran hak asasi manusia serius yang dilakukan China terhadap kaum Uighur dan etnis minoritas lainnya.
(Fahmi Firdaus )