JAKARTA โ Amerika Serikat bersama lebih dari 50 negara lainnya mengecam dugaan sikap represif China terhadap etnis minoritas Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. Pernyataan itu disampaikan di sela-sela rapat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (10/11/2022), Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) pada bulan Agustus lalu menerbitkan laporan yang telah lama ditunggu-tunggu mengenai Xinjiang.
(Baca juga: Laporan PBB: China Kemungkinan Lakukan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan di Xinjiang)
Dalam laporan itu disebut tentang kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dialami komunitas Uighur dan minoritas Muslim lainnya di wilayah Xinjiang. Selain Amerika, ke-50 negara yang membuat pernyataan tersebut adalah Inggris, Jepang, Prancis, Australia, Israel, Turki, Guatemala, Jerman, Belgia, Ukraina dan bahkan Somalia.
Sementara Beijing menolak laporan itu, mengklaim pihaknya memerangi terorisme dan memastikan pembangunan kawasan itu.
Menanggapi hal tersebut, Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) yang terdiri dari perwakilan mahasiswa seluruh universitas di Indonesia, menggelar aksi unjuk rasa di Kedubes China di Jakarta. Massa menuntut Beijing untuk menghentikan seluruh aktivitas mereka terhadap muslim Uighur.
AMI juga meminta pemerintah China untuk menghormati rekomendasi Majelis Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menyebut telah terjadi penahanan sewenang-wenang dan diskriminatif terhadap etnis Uighur dan minoritas muslim lainnya oleh Beijing.
Koordinator aksi unjuk rasa AMI, Andi Setya Negara mengatakan, China seolah tidak memperdulikan hasil temuan Majelis Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, sehingga perlakuan Chiba kepada jutaan muslim Uighur di Xinjiang masih terus terjadi hingga saat ini.
โIni China tidak menganggap PBB atau mungkin dianggap organisasi โkacanganโ, sehingga hasil rekomendasi Majelis Tinggi HAM PBB tidak sedikitpun mereka gubris,โ kata Andi Setya Negara kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).
Follow Berita Okezone di Google News