Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kemarahan Selimuti Turki Usai Ledakan di Istanbul, Warga: Kami Tidak Takut

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 14 November 2022 |05:51 WIB
Kemarahan Selimuti Turki Usai Ledakan di Istanbul, Warga: Kami Tidak Takut
Ledakan terjadi di Istanbul, Turki (Foto: AFP)
A
A
A

ISTANBUL - Istiklal Avenue yang populer di Istanbul masih ramai dengan turis dan penonton pada Minggu sore (13/11/2022), beberapa jam setelah ledakan mematikan mengguncang daerah itu.

Satu pasangan berlari di jalan dengan air mata berlinang. Sebagai informasi, ledakan di Istanbul menyebabkan 6 orang meninggal dan 81 terluka. Wakil Presiden Turki Fuat Oktay menyebut ledakan itu sebagai serangan teroris.

Bagian bawah jalan tetap dapat diakses setelah ledakan, tetapi garis polisi memblokir sisa jalan raya populer tepat di depan gerbang sekolah menengah Galatasaray yang megah.

Baca juga:  Ledakan di Istanbul, Ini Reaksi Duka dari Dunia Internasional

Sebagian besar toko, yang biasanya buka sampai larut malam, menutup tokonya setelah ledakan, tetapi beberapa tetap buka untuk menunjukkan perlawanan.

Baca juga:  Ledakan di Istanbul Tewaskan 6 Orang dan 81 Terluka, Wapres Turki Tegaskan Serangan Teroris

"Kami tidak takut, kami mendengar ledakan tapi kami buka selama polisi tidak datang dan meminta kami untuk menutup," kata Mustafa Guler, manajer restoran Keyif Nevizade di lingkungan itu, dikutip AFP.

Jalan Nevizade, deretan restoran ikan dengan jarak 300 meter dari lokasi ledakan, biasanya dipadati sepanjang waktu. Tapi teras lebih sunyi dari biasanya pada sore hari.

Sebagian besar televisi menayangkan pertandingan sepak bola sore hari.

Sepasang suami istri makan ikan di teras, sebotol raki di tangan, sementara mereka yang mencoba memikat orang yang lewat ke restoran lain mengangkat kepala saat helikopter terbang di atas.

Sebuah bar tunggal di sudut menghindari tayangan sepak bola, bentrokan papan atas antara Kayserispor dan Konyaspor, dan lebih memilih tayangan yang menunjukkan pernyataan langsung di mana Presiden Recep Tayyip Erdogan mengecam "serangan keji".

"Kami tidak tahu harus berbuat apa. Erdogan mengatakan ini adalah serangan teroris. Saya harap ini bukan serangan balik," kata Elif, seorang mahasiswa berusia 22 tahun.

Di belakangnya, akses ke Istiklal Avenue diblokir.

Wartawan berkerumun saat kamera menyorot di depan barisan polisi. Stasiun televisi Turki diperintahkan untuk tidak menyiarkan rekaman setelahnya untuk "mencegah penyebaran ketakutan".

Anggota pasukan khusus polisi Turki tiba-tiba muncul, dengan seragam, senapan, helm dan balaclava, dan menuju jalan.

Sementara itu, wisatawan terlihat terus berjalan-jalan di dekatnya dan menenteng tas belanja di tangan.

"Kami tidak takut. Kami tahu bahwa serangan sering terjadi di negara seperti ini," kata Sylvana Sassa, 27 tahun dari Gabon yang tiba di Istanbul 10 hari lalu.

"Karena kami tidak tinggal lama, kami terus berbelanja (setelah ledakan), dan kami akan kembali besok pagi," lanjutnya sambil memegang koper merah mudanya.

Derin, manajer sebuah hotel di gang 200 meter dari jalan raya, sedang menunggu panggilan telepon.

"Saya tidak takut," katanya.

"Tapi saya marah," ujarnya yang menggambarkan dirinya sendiri pendukung oposisi.

"Marah karena negara saya menemukan dirinya dalam situasi seperti itu lagi,” terangnya.

Seperti diketahui, Istiklal Avenue telah dihantam di masa lalu selama kampanye serangan pada 2015-2016 yang menargetkan Istanbul dan kota-kota lain termasuk ibu kota Ankara.

Pemboman itu sebagian besar disalahkan pada kelompok Negara Islam dan militan Kurdi yang dilarang, dan menewaskan hampir 500 orang dan melukai lebih dari 2.000.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement