JAKARTA - Ketegangan terjadi di Laut China Selatan saat penjaga pantai China menyita puing-puing roket China yang diduga ditarik oleh angkatan laut Filipina ke pulaunya di Laut China Selatan, pada Minggu, 20 November 2022.
Melansir The Guardian, Wakil Laksamana Alberto Carlos mengatakan, kapal China dua kali memblokir kapal angkatan laut Filipina sebelum menyita puing-puing terapung yang ditariknya pada Minggu di lepas pantai pulau Thitu yang diduduki Filipina. Namun dia memastikan tidak ada yang terluka dalam insiden itu.
Di sisi lain, ketergantungan terhadap pinjaman alias utang dari China, kian hari semakin meningkat ditengah kondisi resesi ekonomi yang banyak dialami oleh negara-negara dunia, khususnya Asia.
Banyak yang melihat utang China ini sebagai jebakan Beijing untuk menguasai atau setidaknya mempengaruhi tata kelola pemerintahan, ekonomi, kebijakan dan keamanan negara-negara yang berutang kepada mereka.
Namun tidak sedikit pemimpin negara-negara dunia khususnya di Asia berani meminjam pinjaman lunak dari China, dengan berbagai alasan. Salah satunya Kamboja.
(Baca juga: Kena Jebakan Utang, Aset 3 Negara Ini Disita China)
Selain itu, China tetap menjadi sumber impor terbesar Kamboja yang menyumbang lebih dari 30% dari total impornya, sehingga membuat negara tersebut cukup rentan terhadap kebijakan utang China.
Hampir sebagian besar analis dalam negeri Kamboja telah memperingatkan tentang cara Beijing menciptakan ketergantungan jangka panjang untuk Kamboja, yakni dengan cara membiayai proyek infrastruktur besar di negara tersebut.
Mereka khawatir bahwa dukungan ini pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh China untuk memajukan kepentingannya di kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan, termasuk Laut China Selatan.
Melihat hal ini, Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Pelajar Islam (DPP PII) mengingatkan negara-negara dunia khususnya Asia, terutama Indonesia, untuk mewaspadai maksud terselubung dengan memberi pinjaman lunak utang ke negara-negara yang berada di wilayah strategis.
Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Pelajar Islam Indonesia, Furqan Raka mengatakan, hal ini dapat semakin memperburuk masalah di dalam ASEAN khususnya persoalan Laut China Selatan yang diklaim sepihak oleh China.
“Khususnya pelabuhan Kamboja yang sedang dikembangkan China, akan menjadi fasilitas yang akan membantu aktivitas Angkatan Laut Beijing di Laut China Selatan,” kata Furqan Raka kepada wartawan, Jumat (25/11/2022).
“Ini akan memastikan basis penting bagi China di sembilan garis putus-putus pada batas Laut China Selatan, di mana Beijing berusaha untuk memiliki kontrol yang lebih besar,” tambah Furqan.
Follow Berita Okezone di Google News