Baik China dan Arab Saudi juga telah mengambil sikap berbeda terhadap Barat sehubungan dengan perang Ukraina. Keduanya telah menahan diri untuk tidak mendukung sanksi terhadap Rusia, dan Riyadh telah berulang kali menyatakan bahwa Moskow adalah mitra penghasil energi utama yang harus dikonsultasikan mengenai keputusan OPEC+. Menyusul pemotongan minyak besar-besaran bulan lalu, beberapa pejabat AS menuduh Arab Saudi berpihak pada Rusia dan membantu Presiden Vladimir Putin dalam perangnya di Ukraina.
Pejabat Saudi membantah mempersenjatai minyak atau berpihak pada Rusia.
Biden mengatakan pada Oktober lalu bahwa AS harus "memikirkan kembali" hubungannya dengan Arab Saudi, yang tampaknya coba diperbaiki oleh Presiden dalam kunjungan ke Riyadh pada Juli lalu. Setelah bersumpah untuk mengubah kerajaan menjadi "paria" dan mengutuk putra mahkota dan penguasa de factor Mohammed bin Salman atas pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, Biden terbang ke Riyadh di tengah kekurangan minyak global dan menyapa bin Salman dengan kepalan tangan yang membuat berita utama global.
Namun, kunjungan yang sangat dingin itu tidak menghasilkan peningkatan produksi minyak dan hanya memperparah ketegangan.
(Susi Susanti)