Peristiwa itu terjadi ketika kegiatan salat itu tengah memasuki rakaat kedua. Beruntung, tembakan Sanusi dari empat shaf di belakang Soekarno itu meleset. Tapi tembakannya mengenai bahu imam Salat Id yang juga Ketua DPR kala itu, Zainul Arifin.
Empat jamaah lainnya juga turut terluka, yakni Ketua Nahdlatul Ulama pada saat itu, KH Idham Chalid, Pengawal Presiden Ipda Darjat, Pengawal Presiden Brigadir Susilo dan pegawai istana Momahad Noer.
Dengan cepat pula, Komandan Detasemen Kawal Pribadi Presiden, Mangil Martowidjojo yang kebetulan pada saat itu memilih tak melaksanakan salat, menyergap si penembak.
Dari pengakuan Sanusi di kemudian hari, tembakannya meleset karena pada saat itu, Sanusi bak melihat sosok Soekarno terlihat “jadi dua”, hingga gagal memfokuskan arah tembakannya.