Share

Kisah Sedih Banyak Anak-Anak Rohingya Terdampar dan Terancam Kelaparan di Laut

Susi Susanti, Okezone · Kamis 22 Desember 2022 09:40 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 22 18 2731993 kisah-sedih-banyak-anak-anak-rohingya-terdampar-dan-terancam-kelaparan-di-laut-GC3Cx4EVet.jpg Kisah anak-anak Rohingya yang terdampar dan terancam kelaparan di laut (Foto: Xinhua)

INDIA - Banyak orang Rohingya dikhawatirkan tewas di laut lebih dari tiga minggu setelah kapal mereka terdampar di lepas pantai India, di mana setidaknya 160 orang berada di ambang kelaparan.

Hal ini diungkapkan anggota keluarga dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

Mohammed Rezuwan Khan, yang saudara perempuan dan keponakannya berusia 5 tahun berada di kapal itu, mengatakan kepada CNN pada Rabu (21/12/2022) bahwa dua anak dan seorang wanita telah meninggal. Adapun ereka yang masih hidup tidak memiliki air, makanan atau obat-obatan.

BACA JUGA:  Dua Pria Rohingya Kembali Ditembak Mati di Kamp Pengungsi Bangladesh

“Kami sangat prihatin dan ingin mereka diselamatkan. Semakin sulit bagi mereka untuk bertahan hidup,” terang Khan. Dia menambahkan bahwa dia terakhir berbicara dengan kapten kapal pada Minggu (18/12/2022).

BACA JUGA: Dua Pemimpin Komunitas Rohingya Tewas Dibunuh di Kamp Bangladesh

Khan mengatakan saudara perempuannya sedang mencari kehidupan yang lebih baik untuk putrinya, dan memutuskan untuk mencoba perjalanan laut yang berbahaya keluar dari Bangladesh pada 25 November lalu.

“Orang-orang Rohingya semakin putus asa, mereka bersedia mempertaruhkan nyawa mereka,” terangnya.

Pelayaran berbahaya dari Cox's Bazaar ke Malaysia bisa memakan waktu berminggu-minggu, dan kondisi di laut menantang.

Follow Berita Okezone di Google News

Khan mengatakan banyak orang di kapal yang terdampar meminum air hujan ketika mereka bisa. Beberapa yang putus asa memilih minum air dari laut.

Khan mengatakan dia ingin komunitas internasional melihat mereka sebagai manusia.

"Biarkan orang-orang kita turun dari perahu," katanya.

“Tolong selamatkan Rohingya. Kalau tidak, kita bisa mati,” tambahnya.

Kapal tersebut, yang saat ini berada di dekat wilayah India Kepulauan Andaman dan Nikobar di Teluk Benggala, dilaporkan telah terapung-apung sejak akhir November lalu ketika mesinnya mati.

Minoritas muslim tanpa kewarganegaraan ini diperkirakan telah menuju ke Malaysia dari Bangladesh. Jumlah merekan diperkirakan sekitar 1 juta orang tinggal di kamp-kamp pengungsi setelah melarikan diri dari kekerasan di negara asal mereka Myanmar.

CNN tidak dapat memverifikasi secara independen apakah ada kematian yang terjadi di atas kapal. Seorang juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan ada laporan yang belum diverifikasi yang menunjukkan setidaknya 20 orang mungkin telah meninggal selama cobaan yang mengejutkan ini.

Babar Baloch, juru bicara Asia untuk UNHCR, mendesak India dan Sri Lanka untuk membantu menyelamatkan mereka yang berada di atas kapal.

“Tindakan cepat diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan menghindari kematian lebih lanjut,” terangnya.

“Kami mengulangi peringatan kami bahwa kelambanan dari negara untuk menyelamatkan nyawa mengakibatkan lebih banyak kesengsaraan dan tragedi manusia setiap hari,” lanjutnya.

Baloch mengatakan PBB yakin sekitar 2.000 Rohingya telah melakukan perjalanan laut yang berisiko tahun ini saja.

Menurut pernyataan dari Anggota Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia, sekelompok anggota parlemen Asia Tenggara juga mendesak negara-negara tetangga untuk segera menyelamatkan kapal itu.

Seruan itu muncul beberapa hari setelah Angkatan Laut Sri Lanka menyelamatkan sebuah kapal yang membawa 104 pengungsi Rohingya.

CNN telah menghubungi angkatan laut India dan Sri Lanka untuk memberikan komentar.

Banyak yang pergi dari kamp pengungsi Cox's Bazar yang penuh sesak, di Bangladesh. Kondisi kamp pengungsi ini sangat memprihatinkan dan perempuan berisiko mengalami serangan dan kekerasan seksual.

Jumlah pengungsi di kamp-kamp telah membengkak selama lima tahun terakhir karena ratusan ribu Rohingya melarikan diri dari kampanye brutal pembunuhan dan pembakaran oleh militer Myanmar di negara bagian Rakhine barat.

Kehidupan di kamp memiliki bahayanya sendiri. Kebakaran sering terjadi dan telah menghancurkan ratusan rumah, sementara banjir selama musim hujan sering memusnahkan gubuk-gubuk yang dibangun dengan buruk.

Beberapa pengungsi lainnya merasa putus asa dan banyak yang membayar penyelundup ilegal untuk menyelundupkan mereka keluar dari kamp.

Rahan Uddin mengatakan saudara laki-lakinya yang berusia 17 tahun juga ada di kapal itu, naik dengan harapan mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan cukup uang untuk membantu tagihan medis orang tuanya yang sakit.

“Kami sangat mengkhawatirkan dia dan keselamatannya,” ujarnya.

"Kami tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak,” lanjutnya.

Meski semua negara terikat oleh hukum internasional untuk menyelamatkan orang-orang yang berada dalam kesulitan di laut, namun tindakan cepat tidak selalu datang. Terutama terkait dengan pengungsi Rohingya.

Pada Desember tahun lalu, Indonesia setuju untuk membantu memperbaiki kapal terdampar yang membawa lebih dari 100 pengungsi Rohingya di lepas pantainya, tetapi tidak mengizinkan penumpangnya mencari perlindungan di negara tersebut.

Pada Maret 2020, kapal yang lebih besar membawa hampir 300 orang Rohingya menghabiskan lebih dari enam bulan terapung di laut. Penumpangnya ditolak oleh beberapa negara sebelum akhirnya diterima oleh Indonesia. Saat itu, setidaknya 30 orang termasuk wanita dan anak-anak telah meninggal. Banyak wanita yang selamat mengatakan bahwa mereka diserang di atas kapal.

Tahun lalu, Mahkamah Agung India memutuskan bahwa pengungsi Rohingya di India dapat dikembalikan secara paksa ke Myanmar.

Menurut UNHCR, India bukan pihak dalam Konvensi Pengungsi PBB dan tidak memiliki struktur perlindungan pengungsi nasional. Pengungsi Rohingya sering dicap sebagai imigran ilegal yang akan dideportasi dari India.

Pemerintah Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi telah dikritik karena mencoba memulangkan Rohingya selama bertahun-tahun.

1
5
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini