JAKARTA - Di apotek miliknya yang terletak di kawasan bersejarah Bab al-Shaaria, pusat Kota Kairo, ahli herbal Rabea al-Habashi memperlihatkan racikan yang dia juluki "ramuan ajaib".
Nama Habashi dikenal sejumlah warga kota karena menjual afrodisiak dan pembangkit gairah seksual alami lainnya. Selama beberapa tahun terakhir dia mengamati adanya perubahan selera dari para pelanggannya.
BACA JUGA:7 Potret Seksi Ayu Aulia, Viral Usai Sindir Video Syur Mirip Zikri Daulay
"Kebanyakan pria kini mencari pil biru yang mereka dapatkan dari perusahaan-perusahaan Barat," ujarnya dilansir dari BBC, Selasa (27/12/2022).
Pengamatan Habashi klop dengan hasil sejumlah kajian yang menunjukkan kaum muda Arab semakin banyak membeli obat-obatan seperti sildenafil (dikenal dengan nama komersial Viagra), vardenafil (Levitra, Staxyn), dan tadalafil (Cialis).
Meski demikian, sebagian besar pria muda yang BBC wawancarai di Mesir dan Bahrain membantah menggunakan obat untuk menangani lemah syahwat.
BACA JUGA:Mainan Seks Kini Jadi Bisnis Miliaran Dollar, Peminatnya Terus Membeludak di Seluruh Dunia
Mereka bahkan mengaku tidak tahu obat-obatan tersebut. Ada pula yang langsung menolak membahas topik tersebut karena menganggapnya "bertentangan dengan moral masyarakat".
Faktanya, berdasarkan kajian pada 2012, Mesir adalah pelanggan obat anti-impoten terbesar per kapita kedua di antara negara-negara Arab.
Posisi pertama adalah Arab Saudi
Al-Riyadh, harian Saudi yang menerbitkan laporan tersebut, memperkirakan saat itu warga Saudi telah menghabiskan US$1,5 miliar (Rp22,2 triliun) per tahun untuk obat-obatan anti-impoten.