Sang ayah, Mikhail Khachaturyan mengusir istirnya dengan todongan senjata tahun 2015, lalu ia melakukan kekerasan terhadap ketiga anak perempuannya.
Sang ibu Aurelia Dunduk, bercerita: "Ia menyiksa mereka setiap malam, mereka tak bisa tidur".
"Ia punya bel dan mereka harus datang saat dipanggil dengan bel itu, untuk melakukan apa saja yang ia suka. Anak-anak ini sangat menderita."
Maka suatu malam saat Khachaturyan tidur di kursi di rumahnya, putri tertuanya, Krestina, 19 tahun, menyemprot sang ayah dengan semprotan merica. Lalu adiknya Maria, 17 tahun, menikam dengan pisau berburu, dan adiknya yang satu lagi, Angelina menghantam kepala sang ayah dengan martil.
"Mereka membela diri, mereka tak punya pilihan," kata si ibu.
Desakan publik membuat mereka dibebaskan dari tahanan sementara menunggu sidang pengadilan. Petisi dibuat untuk meminta pembebasan mereka, dan sudah mencapai 300.000 tanda tangan.
Sangat sedikit politisi yang berupaya melawan KDRT, salah satunya adalah Oksana Pushkina. Ia anggota partai Vladimir Putin, United Russia, tapi kemudian menjadi pemberontak karena tak tahan terhadap KDRT.
Sekarang ia berkampanye agar UU tahun 2017 dicabut, dan Rusia punya UU khusus untuk menangani KDRT.
(Nanda Aria)