Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perempuan Paksa Pria Berhubungan Seks Termasuk Pemerkosaan?

Tim Okezone , Jurnalis-Kamis, 29 Desember 2022 |05:22 WIB
Perempuan Paksa Pria Berhubungan Seks Termasuk Pemerkosaan?
Perempuan paksa pria berhubungan badan termasuk pemerkosaan? (Ilustrasi)
A
A
A

Suatu kali, John terbangun dalam kondisi tangan kanannya diborgol sang kekasih ke kerangka tempat tidur. Ia lalu memukuli kepala John dengan speaker yang biasanya diletakkan di samping tempat tidur, lalu mengikat tangan kiri John menggunakan tali dan mencoba untuk memaksanya berhubungan badan.

Dalam ketakutan dan rasa sakit, John tidak bisa memenuhi permintaannya - ia lantas memukulnya lagi dan meninggalkannya dalam posisi terikat selama setengah jam, sebelum akhirnya kembali dan melepaskannya. Selepasnya, ia menolak membicarakan apa yang baru saja terjadi.

Tak lama setelahnya, ia hamil dan aksi kekerasannya berkurang. Namun, beberapa bulan setelah melahirkan, John - lagi-lagi - terbangun di tengah malam dalam kondisi diborgol ke tempat tidur.

Lalu, tutur John, kekasihnya memaksanya menelan Viagra dan membungkam mulutnya.

"Saya tidak melakukan apa-apa," imbuhnya.

"Kemudian saya pergi dan terduduk di kamar mandi untuk entah berapa lama... pada akhirnya saya turun ke lantai bawah. Hal pertama yang ia katakan kepada saya saat itu, 'Makan apa kita malam ini?'"

Ketika John mencoba menceritakannya kepada orang lain, ia mengaku banyak yang tidak percaya.

"Banyak yang bertanya kenapa saya tidak pergi saja dari rumah. Mau bagaimana lagi, itu rumah yang saya beli untuk anak-anak saya. Lalu juga dari segi keuangan, saya terjebak secara finansial dalam hubungan itu," bebernya.

"Ada yang masih tidak percaya, dan menanyakan 'Lantas kenapa kamu tidak balik memukulnya?' sering sekali. Tentu saja itu jauh lebih mudah dikatakan ketimbang dilakukan.

"Seandainya saya meninggalkannya jauh lebih awal."

Aspek-aspek kisah John terulang dalam pengalaman sejumlah pria lainnya yang diwawancarai Weare. Salah satu temuannya adalah bahwa pelaku hubungan seks secara paksa ("forced-to-penetrate" atau FTP) seringkali merupakan pasangan atau mantan pasangan perempuan mereka (penelitiannya hanya berfokus pada hubungan seks secara paksa yang melibatkan laki-laki dan perempuan), dan bahwa pengalaman itu biasanya merupakan satu elemen dari sebuah pola kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang lebih luas.

Pengalaman saat kisah mereka tidak dipercaya orang lainnya juga dialami peserta lainnya.

"Anda pasti menikmatinya atau Anda seharusnya melaporkan ini lebih awal," ujar salah satu peserta penelitian, menceritakan apa yang dikatakan polisi kepadanya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement