JAKARTA - Setelah jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani, hal ini membuat Bangsa Eropa 'memutar otak' untuk mencari sumber rempah-rempah. Mereka pun memutuskan Indonesia-lah yang paling tepat untuk menjalin jalur perdagangan baru.
Seperti yang telah kita ketahui betapa tersohornya Nusantara pada awal abad ke 16 dengan kekayaan rempah-rempahnya. Kemudian nama Nusantara semakin tersohor setelah singgahnya bangsa Portugis di tanah Nusantara yang kemudian diikuti bangsa lain dari benua Eropa.
BACA JUGA: Jalur Sutra Baru Bisa Dimanfaatkan Perkuat Perdagangan Indonesia
Berdasarkan dari buku Sejarah Indonesia Kelas X yang dikutip dari situs resmi SMKN 1 Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Alfonso de Alburquerque, pelaut ulung asal Pertugis yang mengenalkan Nusantara ke Eropa pada Abad XVI. Dia yang mengabarkan bahwa Nusantara adalah negeri yang kaya akan rempah-rempah dan sumber daya alam lainnya. Sejak itu, bangsa Eropa berbondong-bondong datang ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah.
BACA JUGA: 4 Negara Bentuk Rute Perdagangan Tandingan Jalur Sutra China
Meski awal kedatangan bangsa barat ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah tapi lama-kelamaan niat itu berubah menjadi keserakahan. Mereka ingin menguasai daerah penghasil rempah-rempah dan memonopoli perdagangan.
Oleh sebab itu, muncul ambisi yang kemudian disebut dengan 3G, yaitu Gold, Glory, Gospel. Pertama, Gold yang berarti Bangsa Eropa bertujuan memburu kekayaan dan keuntungan. Jadi, mereka datang ke Indonesia untuk mengumpulkan emas, perak, barang tambang, serta barang-barang berharga lainnya.