MALANG - Tiga bulan pasca tragedi Kanjuruhan masih ada korban luka yang belum sepenuhnya sembuh. Namun, korban patah tulang ini belum dilakukan perawatan intensif karena takut jarum suntik.
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana menyatakan, terungkapnya korban tragedi Kanjuruhan yang masih belum diobati intensif setelah pihaknya berkunjung ke tiga rumah korban luka. Saat itu ternyata ada satu korban yang masih belum sepenuhnya diobati secara medis, padahal mengalami patah tulang.
"Memang ada kendala, tapi saat kami laporkan kepada Bapak Bupati, beliau berkomitmen untuk membantu kendala-kendala yang sifatnya fisik. Misalnya kalau ada patah tulang yang bersangkutan takut dengan jarum suntik," ucap Putu Kholis Aryana, saat ditemui wartawan pada Rabu pagi (4/1/2023).
Ketika mendapati kondisi korban tersebut, tim trauma healing gabungan termasuk dari Polres Malang pun memberikan penanganan khusus, agar korban luka tragedi Kanjuruhan itu bisa ditangani secara medis di rumah sakit.
Penanganan trauma healing juga bakal diintensifkan pasca keluhan dari keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Apalagi tiga bulan pasca tragedi Kanjuruhan masih ada beberapa keluarga korban yang mengalami trauma secara psikis. Rasa trauma itu muncul ketika mereka mendengar obrolan atau membaca berita mengenai tragedi yang menewaskan 135 nyawa ini.
"(Trauma korban) yang disampaikan korban tadi mungkin ketika dengan aktivitas rutin trauma itu sudah mulai hilang, namun muncul ketika ada pemberitaan-pemberitaan, ketika ada obrolan-operan tentang tragedi Kanjuruhan, Muncul aksi-aksi itu mereka merasa kembali diingatkan. Ini yang terus kami berikan penjelasan untuk menenangkan keluarga korban," paparnya.
Namun dari banyak korban luka dan keluarga ahli warisnya disebut Putu, tidak ada yang sampai ditangani psikiater karena mengalami gangguan psikis berat.