BRASILIA – Ribuan pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro menyerbu ke Istana Kepresidenan, Kongres, dan Mahkamah Agung Brasil pada Minggu, (8/1/2023), menyebabkan kekacauan dan kerusuhan di ibu kota.
Kerusuhan oleh para pengunjuk rasa yang mengenakan pakaian kuning-hijau ini merupakan puncak dari ketegangan berbulan-bulan setelah pemungutan suara 30 Oktober dimana Bolsonaro kalah dari saingannya, Luiz Inacio Lula da Silva. Pasca kekalahan itu, Bolsonaro belum mengakui kekalahan dan menjajakan klaim palsu bahwa sistem pemungutan suara elektronik Brasil rentan terhadap penipuan, yang melahirkan gerakan kekerasan dari para penyangkal hasil pemilu.
Diwartakan Reuters, tayangan televisi menunjukkan pengunjuk rasa membobol Mahkamah Agung dan Kongres, meneriakkan slogan-slogan dan menghancurkan perabotan. Media lokal memperkirakan sekira 3.000 orang terlibat dalam kekacauan.
Kecaman internasional terhadap kerusuhan di Brasilia, dan dukungan untuk Presiden Lula da Silva berdatangan dari dunia internasional, terutama dari para pemimpin negara-negara Amerika Latin.
Bolsonaro, yang terbang ke Florida, Amerika Serikat (AS) 48 jam sebelum masa jabatannya berakhir, dan tidak menghadiri pelantikan penggantinya, belum berbicara mengenai apa yang terjadi di Brasil. Tak satu pun dari akun media sosial milik Bolsonaro, atau ketiga putranya anggota parlemen yang mengatakan apa pun tentang kerusuhan yang terjadi di Brasilia.
Follow Berita Okezone di Google News