Dindingnya berbahan beton tebal, berpintu logam padat dilengkapi lubang kecil untuk makanan dan obat. Interaksi sehari-hari dengan penjaga, psikiater dan pegawai lain terjadi di dalam sel.
Seluruh unit terletak di sisi yang sama maka para narapidana tak bisa saling melihat ketika pintu dibuka. Mereka mendapat cahaya alam dari jendela vertikal selebar 10 sentimeter. Dari situ mereka bisa melihat sepotong langit.
Di beberapa sel ada radio atau televisi dengan siaran pendidikan atau keagamaan. Terkadang ada film yang sudah dipilih oleh petugas, disiarkan lewat sirkuit tertutup.
Dirancang untuk meruntuhkan mental
Narapidana boleh meninggalkan sel hanya saat waktu kunjungan. Waktu rekreasi dan perawatan medis tak bisa dilakukan di lokasi.
Pada saat kunjungan, narapidana dipisahkan oleh gelas tebal dan bercakap lewat telepon. Mereka tak punya akses atas surat elektronik dan hanya dibolehkan memakai telepon 15 menit per bulan.
Rekreasi dibatasi satu atau dua jam sehari, hanya pada hari kerja. Beberapa boleh ke gimnasium, yang terletak di penjara dan tanpa jendela.
Beberapa narapidana bisa ke area luar, yang dibatasi dengan dinding beton dan jeruji di atap, tapi harus ditemani tiga orang penjaga.
Mereka yang dianggap terlalu berbahaya berekreasi di ruang terpisah, dan tetap terisolasi.
Paul Wright, Direktur Eksekutif Human Rights Defense Center, menyatakan "Segala sesuatu di ADX Florence, mulai dari struktur fisik, rancangan sel ditujukan untuk meminimalisir kontak dengan manusia. Pada dasarnya penjara itu dirancang untuk meruntuhkan mental para penghuninya."
(Nanda Aria)