Share

Kerusuhan Brasil, Presiden Lula da Silva Yakin Polisi Militer hingga Angkatan Bersenjata Kolusi dengan Pengunjuk Rasa

Susi Susanti, Okezone · Jum'at 13 Januari 2023 12:13 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 13 18 2745598 kerusuhan-brasil-presiden-lula-da-silva-yakin-polisi-militer-hingga-angkatan-bersenjata-kolusi-dengan-pengunjuk-rasa-hg2jBiGPCo.jpg Kerusuhan politik kian memanas di Brasil (Foto: Reuters)

BRASILPreisiden Brasil Lula da Silva mengatakan pada Kamis (12/1/2023) bahwa beberapa Polisi Militer dari Distrik Federal, yang meliputi ibu kota Brasilia, dan angkatan bersenjata telah berkolusi dengan pengunjuk rasa ketika mereka memasuki Kongres, Istana Kepresidenan dan Mahkamah Agung.

Rekaman yang dibagikan dari serangan itu tampaknya menunjukkan pasukan berdiri dan menyaksikan pengunjuk rasa berbaris ke gedung-gedung pemerintah.

Dalam konferensi pers dari Istana Kepresidenan, Lula da Silva mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahnya akan menyelidiki agen publik yang diduga membantu para pengunjuk rasa.

BACA JUGA:  Warga Brasil Kutuk Kerusuhan di Istana Presiden hingga Gedung Mahkamah Agung, Lebih dari 2.000 Orang Ditahan

“Saya menunggu debu mengendap. Saya ingin melihat semua rekaman yang direkam di dalam Mahkamah Agung, di dalam istana. Ada banyak orang yang terlibat dalam hal ini. Ada banyak dari anggota parlemen (polisi militer), banyak dari angkatan bersenjata yang terlibat,” terangnya, dikutip CNN.

BACA JUGA: Kerusuhan Brasil, Pejabat hingga Mantan Komandan Polisi Militer Ditangkap

“Saya yakin bahwa pintu Istana Planalto terbuka untuk dimasuki orang-orang ini karena tidak ada pintu yang rusak. Artinya seseorang memfasilitasi masuknya mereka ke sini. Kami akan menyelidiki dengan sangat tenang dan melihat apa yang sebenarnya terjadi,” lanjutnya.

Sementara itu, penyidik terus berlomba menemukan pelaku dan donatur kerusuhan. Menurut sebuah dokumen yang dibagikan oleh Pengadilan Distrik Federal pada Kamis (12/1/2023), Kantor Federal Kejaksaan Agung Brasil (AGU) meminta Pengadilan Distrik Federal untuk memblokir aset 52 orang dan tujuh perusahaan yang diduga terkait dengan perusuh pada 8 Januari lalu.

Follow Berita Okezone di Google News

Dokumen tersebut mengacu pada orang-orang dan perusahaan yang diduga membiayai bus yang digunakan untuk membawa pendukung Bolsonaro dari berbagai bagian negara ke Brasilia untuk melakukan protes pada 8 Januari lalu.

"Para terdakwa memainkan peran yang menentukan dalam perkembangan peristiwa 8 Januari, dan, oleh karena itu, harus bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi pada properti publik federal," kata Kejaksaan Agung dalam pernyataannya.

Sekitar USD10 juta (Rp152 miliar) aset milik para tersangka diminta untuk diblokir dan digunakan untuk memperbaiki properti yang rusak jika mereka dinyatakan bersalah.

Kejaksaan Agung dapat meminta kejaksaan untuk memblokir aset tambahan karena kerugiannya dievaluasi lebih lanjut.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini