"Majelis Hakim Yang Mulia, dalam satu kesempatan di awal persidangan, bahkan penasihat hukum pernah menunjukkan sebuah video viral di masyarakat yang menggambarkan prosesi eksekusi mati terhadap diri saya sebagai terdakwa," ujarnya mehan tangis.
Ferdy Sambo melanjutkan, padahal persidangan masih berjalan dan jauh dari putusan pengadilan, tapi video viral seolah menggambarkan dirinya harus segera dieksekusi mati. Nampaknya, berbagai prinsip hukum tersebut telah ditinggalkan dalam perkara di mana dirinya duduk sebagai terdakwa.
"Tidak dapat saya bayangkan bagaimana saya dan keluarga dapat terus melanjutkan dan menjalani kehidupan sebagai seorang manusia, juga sebagai warga masyarakat, dengan berbagai tuduhan keji yang melekat sepanjang perjalanan hidup kami," kata Sambo sambil menangis.
Meski demikian, tambah Sambo, istri, keluarganya, dan terkhusus anak-anak dengan penuh kasih dan kesabaran, tak pernah berhenti untuk menguatkan dan meyakinkan harapan akan keadilan sejati masih ada walaupun hanya setitik saja. Karenanya, dia tidak boleh berhenti menantikan keadilan.
"Harapan akan keadilan itu mengalir pada persidangan yang mulia ini, dan akan bermuara pada kebijaksanaan Majelis Hakim dalam putusannya. Putusan yang akan menentukan nasib perjalanan kehidupan saya, istri, anak-anak dan keluarga kami," kata Sambo dengan suara bergetar.
(Fakhrizal Fakhri )