Tentara Jepang mengadaptasi bentuk topi dengan tambahan kain seperti telinga panjang. Kala itu, mereka bertempur di kawasan Asia Tenggara yang termasuk dalam iklim lembab tropis dan hujan sepanjang tahun.
Suhu tinggi dan radiasi matahari membuat tentara Jepang mengeluh. Sehingga terbentuklah desain topi dengan telinga panjang. Alasan tentara Jepang memiliki telinga panjang di topi mereka selanjutnya untuk melindungi dari gigitan nyamuk beracun.
Selama berperang, tentara Jepang bersembunyi di rerumputan dalam waktu lama. Mereka kerap merasa gatal karena gigitan nyamuk. Resiko paparan nyamuk dapat meningkat. Sehingga lahirlah model topi tersebut.
Fungsi topi tentara Jepang yang memiliki telinga panjang lainnya yaitu untuk menyeka keringat. Meski menyeka keringat terdengar sepele, tetapi saat berada di medan perang hal tersebut menjadi masalah.
Saat mereka menyapu keringat dengan tangan maka debu akan bergabung dengan keringat. Aliran keringan yang berpadu dengan debu ini menyebabkan mata prajurit kelilipan. Dengan begitu penglihatan akan terblokir.
Tambahan kain berbentuk seperti telinga panjang ini juga berfungsi sebagai tabir surya. Saat ini, sudah banyak inovasi bentuk topi dari tentara Prancis dan tentara Jepang dengan bentuk demikian.
Itulah alasan tentara Jepang memiliki telinga panjang di topi mereka saat sedang perang dunia.
(RIN)
(Rani Hardjanti)