Presiden Ferdinand Marcos Jr, yang juga Menteri Pertanian, menyebut kenaikan harga pangan sebagai situasi darurat. Awal bulan ini Marcos menyetujui impor bawang merah dan kuning dalam upaya untuk meningkatkan pasokan.
Para ahli mengatakan bahwa pembukaan kembali ekonomi Filipina mendorong permintaan. Sedangkan cuaca buruk telah mempengaruhi produksi makanan, termasuk bawang.
"Kembali pada bulan Agustus, Departemen Pertanian memperkirakan potensi kekurangan tanaman akar. Beberapa bulan kemudian, Filipina dilanda dua badai dahsyat yang menyebabkan kerusakan tanaman yang cukup besar," kata Nicholas Mapa, seorang ekonom senior di ING Bank.
"Kami juga telah melihat peningkatan tajam dalam permintaan karena ekonomi pulih dengan tajam," lanjutnya.
Tapi Mapa percaya bahwa harga bawang bisa stabil karena pemerintah lebih banyak mengimpor hasil panen.
“Namun waktunya mungkin tidak tepat karena bertepatan dengan musim panen Februari untuk bawang produksi lokal,” katanya.