Dia juga berjanji untuk "seumur hidupnya tidak akan pernah membakar Alquran di depan kedutaan Turki lagi" setelah Swedia diterima di NATO.
Dalam beberapa pekan terakhir, pembicaraan terkait bergabungnya Swedia dengan NATO sudah diperumit oleh provokasi profil tinggi, termasuk di mana patung Presiden Turki Recep Erdogan digantung di Stockholm dan sebuah kontes kartun diadakan oleh sebuah surat kabar Swedia untuk mengejek pemimpin Turki itu.
Di tengah reaksi keras di Turki dan dunia Muslim pada umumnya, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mencoba memperbaiki hubungan dan mengutuk pembakaran Alquran, sambil menawarkan "simpati" kepada semua Muslim yang tersinggung. Dia juga menekankan pentingnya aksesi NATO secepat mungkin dan menyerukan dialog dengan Turki.
Namun, sikap pemerintah Swedia dalam mengakomodasi tuntutan Turki, termasuk mengizinkan ekspor senjata dan mengekstradisi orang-orang yang masuk dalam daftar “teroris” Ankara telah membuat marah pihak oposisi sayap kiri Swedia.
Langkah Kristersson yang mengecam pembakaran Alquran pekan lalu juga membuat marah sekutunya dari Partai Demokrat Swedia, partai terbesar kedua di negara itu. Richard Jomshof, ketua komite keadilan parlementer dari Partai Demokrat Swedia menyebut bahwa pembakaran Alquran adalah bentuk kebebasan berbicara dan perlu dipertahankan.
"Saya tidak berpikir Anda harus melakukannya, tetapi Anda bisa melakukannya dan mereka marah, jadi bakar seratus (Alquran) lagi," kata Jomshof kepada media Swedia.